Selasa, 24 Maret 2009

Makna Agama

Buddha Dhamma sebagai pedoman untuk membebaskan diri daripenderitaan, sehingga mencapai dalam hidup sekarang maupun kehidupan yang akan datang. Agama Buddha bukanlah sebuah agama dalam pengertian kata yang dimengerti secara umum, karena bukan "suatu sistem kepercayaan dan pemujaan yang disebabkan karena adanya kekekuatan makhluk yang paling tinggi".

Umat beragama adalah bagian dari masyarakat yang meyakini dan menjadikan nilai-nilai serta norma-norma kebenaran sebagaimana yang diajarkan oleh seorang nabi atau guru agung di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Umat Buddha adalah bagian dari masyarakat yang meyakini dan menjadikan nilai-nilai serta norma-norma ajaran spiritual yang diajarkan oleh Sang Buddha sebagai dasar atau landasan dalam beraktivitas di tengah-tengah masyarakat, bangsa dan negara.

Rabu, 18 Maret 2009

Agama dan religi


Agama

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata "agama" didefinisikan sebagai suatu sistem, prinsip kepercayaan kepada Tuhan (dewa dan sebagainya) dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu. Kata "agama dapat juga didefinisikan sebagai seperangkat nilai-nilai atau norma-norma ajaran moral spiritual kerohanian yang mendasari dan membimbing hidup dan kehiupan manusia, baik sebagai individu maupun sebagai warga masyarakat.

Religi


"Religi" merupakan masyarakat yang disakralkan. Religi adalah imanen, tidak berdasarkan wahyu, dan lebih berfungsi sebagai penguat atau daya pertahanan untuk hal-hal yang sudah ada. Religi berasal dari rasa takut manusia, meskipun juga mengandung rasa percaya bahwa sesuatu di dalam alam ini akan melindunginya, di mana perlindungan ini lebih bersifat mengikat dan menekan, sehingga untuk mendapatkannya manusia harus menjalani peraturan-peraturan tertentu.

Dalam masyarakat sederhana, religi merupakan sumber utama kohesi sosial. Pembagian dunia dalam yang sakral dan yang profan merupakan ciri khas pemikiran religius. Hal-hal yang sakral bukan diartikan dewa-dewa atau roh-roh, melainkan apa saja yang dapatmenjadi sakral atau dijadikan sakral. Beda antara yang sakral dari yang profan adalah mutlak, namun tidak berarti bahwa manusia itu atau benda ini tidak dapat beralih tempat dari yang profan ke yang sakral dan sebaliknya. Besar serta tinggi nilai keskralan sesuatu, dapat dilihat dari tindaka-tindakan manusia dalam masyarakat.

Dalam kaitannya dengan alam pikir manusia, religi merupakan gejala esensial yang bukan saja menambah ide kepada intelek yang sudah dimiliki oleh manusia, melainkan sumber gagasan dasar kerangka pemikiran seluruhnya.